Artikel ini ditulis dengan tujuan:
- Memperluas kesempatan kerja terutama di bidang bisnis pecel lele dan ayam atau semacamnya.
- Meningkatkan kesejahteraan para pengelola bisnis pecel lele dan ayam atau semacamnya, dengan cara mengoptimalkan keuntungan yang di dapat.
- Melestarikan makanan rakyat Indonesia, terutama pecel lele dan ayam atau semacamnya.
Pengenalan
Pecel lele dan
ayam sudah menjadi bagian makanan rakyat secara merata, dari kalangan
bawah hingga kalangan atas. Lihatlah para pengelola bisnis ini mulai
dari warung kaki lima hingga ke tingkat restoran, contohnya restoran
Pecel Lele Lela yang terbilang sukses dengan banyak cabang di Jakarta
dan omset miliaran rupiah setiap harinya.
Bagaimana
rahasia kesuksesan restoran Pecel Lele Lela? Sang pengelola mungkin
enggan membeberkannya untuk Anda. Tapi saya akan mencoba mengulik
dibalik kesuksesannya.
Sekilas
tentang profil pengelola restoran Pecel Lele Lela adalah pengusaha muda
(31 th), berawal dari PHK yang diterimanya, ia kemudian mencoba bisnis
pecel lele. Mulanya dia menyewa sebuah tempat usaha untuk memulainya.
Akhirnya ia sekarang sukses dengan puluhan cabang dan sekitar 300
karyawan.
Tahukah Anda,
bahwa kesuksesan Anda ada di tangan Anda sendiri. Pecel Lele Lela tidak
berhasil hanya karena makanannya enak, atau memiliki resep rahasia.
Diantara Anda pasti ada yang mampu membuat pecel lele lebih enak dari
Pecel Lele Lela. Tapi kenapa Anda tidak mampu untuk menjadi lebih
sukses? Jawabannya hanya dua kata, “sistem manajemen”. Ya, itulah
kelebihan seseorang. Jika Anda memiliki niat yang besar, sesuatu yang
besar pun tidak akan sulit untuk dikejar. Lalu, bagaimana Anda dapat
belajar tentang manajemen? Anda akan dapat mencari sumber-sumber lain
seperti buku atau panduan lainnya.
Memulai Bisnis
Apa saja yang
diperlukan untuk memulai? Saya akan jawab dengan satu kata, “modal”.
Modal yang saya maksud tidak dalam arti harta benda atau uang, tapi yang
paling utama adalah niat. Lihatlah
saya memulai bisnis ini hanya dengan modal Rp. 80.000. Lalu apakah saya
sukses?
Pemilihan Lokasi
Lokasi paling
berpengaruh untuk menentukan bisnis ini maju atau tidak. Terkadang Anda
memerlukan keberuntungan untuk menemukan lokasi yang stategis. Biasanya
tempat yang strategis akan disewakan dengan harga yang cukup tinggi.
Untuk Anda yang memiliki modal cukup pun perlu mempertimbangkan apakah
keuntungannya akan sebanding dengan modal yang dikeluarkan untuk menyewa
lokasi.
Ciri-ciri lokasi yang strategis:
- Berada di lingkungan dengan daya beli masyarakatnya yang cukup tinggi.
- Tempat parkir tersedia luas.
- Berada di pinggir jalan, pertigaan, atau perempatan.
- Mobilitas atau lalu lalang orang cukup tinggi.
Mempersiapkan Semuanya
Persiapkan
semua kebutuhan Anda. Saya tidak dapat merinci satu per satu kebutuhan
Anda, tapi Anda dapat menentukan sendiri kebutuhan yang seperti apa,
atau dengan melihat pada yang lainnya.
Menetapkan Menu
Buatlah menu
apa saja yang akan tersedia di dalam bisnis Anda. Kebanyakan warung
pecel lele akan di kombinasi dengan pecel ayam, pecel bebek, soto ayam,
nasi goreng, tahu dan tempe.
Menjalankan Bisnis
Apa saja yang perlu dilakukan untuk keberhasilan? Simak dibawah ini.
Suasana Yang Menarik Pembeli
Percaya atau
tidak, faktor ini sangat penting untuk menunjang keberhasilan. Pecel
lele yang ramai belum tentu makanannya enak. Tapi karena suasananya yang
menarik membuat makanannya terkesan enak. Dan inilah yang menarik
pengunjung untuk datang. Suasana yang menarik, meliputi:
- Penerangan yang cukup.
Bisnis ini biasanya dijalankan di saat malam hari. Penerangan yang cukup dapat menarik perhatian pembeli. - Spanduk yang berwarna cerah, bersih dan selalu terlihat baru.
Jika spanduk Anda tidak sesuai dengan kriteria seperti di atas, cobalah ganti saja dengan yang baru. Jangan takut tentang uang yang Anda keluarkan, dalam beberapa hari saja akan dapat tergantikan. - Kebersihan dan kerapian terjaga dengan baik.
- Buat senyaman mungkin.
Pelayanan Yang Ramah
Ada istilah
“Pembeli adalah raja”. Tapi ini tidak berarti “Penjual adalah babu”.
Jadi bersikaplah sopan biasa saja, tidak dibuat-buat. Karena usaha ini
bersifat wiraswasta, Anda pun berhak mendapat sikap yang sopan dari
pembeli.
Makanan Yang Berkualitas Dan Inovatif
Menu yang enak
dan berkualitas menjadi daya tarik tersendiri. Pembeli yang ketagihan
akan datang lagi di lain waktu. Jika Anda memiliki ide kreatif untuk
membuat inovasi sendiri, tuangkan saja ide Anda.
Harga Yang Pantas
Menetapkan
harga sama dengan menetapkan keuntungan yang akan diperoleh. Tidak ada
ketentuan tertulis dalam menentukan harga. Untuk saya, saya metetapkan
keuntungan 30% sampai 40%.
Tapi jika Anda
masih bingung tentang harga yang pantas, Anda sementara dapat mengikuti
harga pasaran di sekitar lokasi Anda. Harga pasaran di setiap daerah
tentulah tidak sama. Selain itu, Anda perlu mempertahankan keuntungan.
Misalnya begini, terkadang setiap orang memiliki permintaan khusus saat
mereka memesan menu. Jika permintaan itu terlalu mengurangi keuntungan
Anda, contohnya meminta tambah sambal, jangan lupa untuk
menghitungnya, ini hak Anda. Tapi ini tidak perlu dilakukan jika Anda
Anda sudah memperhitungkannya dalam keuntungan yang Anda peroleh.
Jika pembeli
keberatan untuk membayar tambahan, cobalah berikan pengertian, bahwa
untuk membuat sambalitu tidaklah murah. Jika pembeli tidak juga mengerti
mungkin ia akan beralih ke lainnya. Biarkan saja, percayalah, Anda
tidak butuh pembeli semacam ini.
Menghadapi Pesaing
Jika kebanyakan orang menyebutnya dengan pesaing, saya menyebutnya dengan teman seprofesi.
Bukankah mereka pun sama? Biasanya, karena persaingan, kita
berlomba-lomba untuk mencari pelanggan sebanyak-banyaknya. Ini sangat
bagus. Tapi terkadang persaingan terjadi secara tidak sehat.
Saya akan
mencontohkan saya sendiri. Teman saya menjual nasi goreng dengan isi
yang lebih komplit dari saya dan dengan harga yang sama. Tentu saja nasi
gorengnya lebih laku dari saya. Tapi tetap saja saya memiliki pelanggan
sendiri meskipun tidak sebanyak teman saya.
Lalu apa yang
saya pikirkan? Jika dipikir lebih dalam, meskipun teman saya lebih ramai
pengunjung, toh keuntungannya sama saja dengan saya. Jika misalnya
teman saya beromset Rp. 400.000, saya hanya perlu omset Rp.
250.000. Saya kembali ke tujuan saya, yaitu mencari keuntungan, bukan
untuk bersaing. Lalu apa bedanya? Ya, jelas teman saya lebih sibuk dan
capai dibanding saya. Saya masih memiliki waktu untuk santai, menulis
artikel ini dan lainnya. Bukankah karena persaingan ini justru saya yang
diuntungkan? Jadi, hindarilah persaingan yang tidak sehat.
Mengelola Keuangan
Hindari Rentenir
Setiap dari
kita mungkin sering mengalami tekanan ekonomi. Cobalah painjam ke orang
terdekat Anda. Jika cara ini tidak dapat ditempuh, cobalah pinjam ke
bank. Jika cara ini pun mentok, pikirkan alternatif lain. Ingat, jangan
coba-coba meminjam pada rentenir. Meskipun bisnis Anda berjalan lancar,
sesungguhnya ini adalah penyakit. Lama-kelamaan Anda akan tergantung
pada rentenir dan akan membuat bisnis Anda hancur. Dan ini sudah sangat
sering terjadi di masyarakat kita. Inilah pemborosan tingkat pertama
yang tidak Anda sadari.
Hindari Kredit Barang Tidak Perlu
Adakalanya
Anda memerlukan sesuatu untuk dibeli, namun tidak memiliki uang cukup.
Mungkin Anda akan berpikir, jika Anda tidak ambil kredit, barang itu
tidak mungkin terbeli. Ya, itulah cara pikir otak kiri. Cara berpikir
otak kanan lain lagi. Bukankah meski kredit kita tetap harus membayarnya
setiap periode? Lalu apa bedanya dengan menabung? Apakah Anda berpikir
bahwa kredit dapat dengan cepat memiliki barang yang Anda inginkan?
Salah, selama cicilan belum lunas, barang itu bukan milik Anda, dan
dapat diambil sewaktu-waktu oleh pemiliknya.
Meskipun
barang itu menurut Anda penting dan mendesak, cobalah alternatif lain.
Kredit adalah pemborosan tingkat kedua tanpa Anda sadari.
Hindari Membeli Barang Ketengan
Kenapa saya
menganjurkan ini? Saya akan memberi contoh sederhana. Anda membeli beras
setiap hari 10 liter dengan harga Rp. 9.5oo/kg misalnya, maka totalnya
adalah Rp.65.000. Bandingkan
dengan jika Anda membeli beras sekarung dengan berat 50 kg seharga Rp.
450.000. Beras itu dapat digunakan untuk 10 hari. Maka dalam 10 hari
perbedaannya adalah Rp. 500 x 10 x 10 = Rp. 50.000. Ya, dalam 10 hari
saja sudah Rp. 50.000. Maka dalam satu tahun adalah Rp. 1.800.000. Dan
ini baru dari beras. Coba bayangkan untuk yang lainnya? Ingat, membeli
barang ketengan adalah pemborosan tingkat ke tiga.
Menabung
Sebagai
manusia tentulah kita memiliki harapan untuk masa depan kita dan
keluarga kita. Masa depan perlu direncanakan. Dengan menabung kita
berarti telah merencanakan masa depan. Cobalah Anda sisihkan 5 % saja
dari omset bisnis Anda. Ini tidak akan mengganggu kelancaran bisnis.
Suatu waktu, Anda akan merasakan manfaatnya.
0 komentar:
Posting Komentar